Powered By Blogger

Selasa, 01 Februari 2011

Dismenorea (Nyeri Haidh)

Haidh merupakan sebuah kebiasaan yang sangat akrab dengan para wanita yang telah menginjak usia dewasa. Ada yang secara rutin hadir begitu saja tanpa masalah. Namun ada pula yang setiap datang disertai rasa sakit yang luar biasa. Hampir setiap wanita mengalami rasa tidak enak diperut bagian bawah yang kadang disertai rasa mual pada saat menjelang dan selama masa haidh. Biasanya rasa nyeri yang bersifat seperti kejang ini akan mereda atau hilang dengan sendirinya setelah darah haidh mulai mengalir. Kejadian ini merupakan suatu gejala haidh yang normal.
Istilah “dismenorea” dipakai jika nyeri haidh demikian hebatnya sehingga mengganggu aktifitas dan cara hidup sehari-hari. Beberapa pekerjaan terpaksa ditinggalkan dan harus beristirahat selama beberapa jam atau beberapa hari.
Dismenorea diklasifikasikan menjadi dua jenis; yaitu dismenorea primer dan dismenorea sekunder. Perbedaan yang paling mendasar diantara keduanya adalah pada dismenorea primer tidak terdapat hubungan dengan kelainan ginekologi (alat-alat reproduksi wanita), sedangkan dismenorea sekunderpada pemeriksaan terdapat kelainan ginekologi, misalnya radang kronik saluran sel telur, stenosis/penyempitan leher rahim, endometriosis dan sebagainya.
Pada uraian ini, kita akan membatasi pada pembahasan mengenai dismenorea primer. Nyeri haidh tanpa kelainan genital yang nyata ini biasanya mulai terjadi beberapa waktu setelah menarche (haidh pertama). Biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus haidh pada bulan-bulan pertama biasanya bersifat anovulatoir (tanpa ovulasi). Rasa nyeri timbul beberapa saat sebelum hari pertama haidh, kemudian memuncak setelah 24 jam dan agak mereda setelah 2 hari. Sifat rasa nyerinya ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bagian bawah, tetapi dapat pula menyebar ke bagian pinggang, paha atau kaki. Rasa nyeri tersebut dapat disertai dengan mual, diare, muntah, sakit kepala, sembelit, sering kencing dan sebagainya.
Penyebab Dismenorea Primer
Banyak pendapat yang telah dikemukakan untuk menerangkan dismenorea primer, namun prosesi penyakitnya belum jelas dimengerti. Beberapa faktor yang insya Allah berperan sebagai penyebabnya adalah sebagai berikut:
- Faktor kejiwaan: emosi yang labil, terlebih pada mereka yang belum mendapatkan keterangan yang baik mengenai haidh
- Beberapa penyakit dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap rasa nyeri, misalnya anemia(kurang darah), penyakit menahun dan sebagainya.
- Faktor alergi
- Peningkatan kadar prostaglandin
- Hormon progresteron yang berlebihan
Faktor lain yang pernah dikemukakan ialah adanya sumbatan pada rongga rahim dan faktor endokrinyang berhubungan dengan kontraksi (pengkerutan) rahim yang berlebihan.
Apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi rasa nyeri?
Pada beberapa kejadian, nyeri haidh atas kehendak Allah dapat sembuh tanpa pengobatan setelah melahirkan anak yang pertama. Mengapa demikian? Para ahli belum dapat secara jelas menjelaskannya. Kemungkinan hal ini berhubungan dengan penyediaan darah yang lebih banyak pada rahim sebagai akibat kehamilan.
Diantara beberapa alternative penanganan, ada beberapa yang bisa kita lakukan sendiri antara lain: pemanasan, latihan dan obat-obatan.
Pemanasan
Ini merupakan cara klasik yang cukup efektif, yang dengan cara sebagai berikut:
- Berendam pada bak yang berisi air hangat
- Menyeka perut bagian bawah dengan botol/bantal pemanas
Kita perlu kehati-hatian disini yakni dalam mengatur suhu pemanas, sebab pemakaian yang lama dengan suhu yang tinggi dapat melukai kulit. Bintik-bintik merah yang tampak samar merupakan salah satu tanda kita telah berlebihan melakukannya.
Latihan
Cara lain yang bisa kita upayakan untuk mengatasi nyeri atau kekejangan haidh adalah dengan latihan atau olahraga secara teratur. Ada beberapa bentuk latihan khusus yang telah dipraktikan oleh beberapa penderita dismenorea, Alhamdulillah cukup efektif, yaitu sebagai berikut:
Latihan pertama: Berdirilah kira-kira 50-70 cm disebelah kanan dinding dengan kaki tegak lurus. Letakkan lengan kiri pada dinding setinggi bahu, sedang tangan kanan dilipat ke pinggang. Gerakkan dengan kuat otot-otot perut secara bersamaan dengan otot-otot pantat, panggul di dorong kedepan. Tahanlah kontraksi otot-otot tersebut kemudian gerakkan panggul ke sisi dinding. Tetaplah pada posisi demikian kira-kira 3-4 detik, kemudian istirahat sejenak dan ulangi latihan serupa sebanyak tiga kali, kemudian posisi diubah disebelah kiri dinding sehingga gerakan merata pada kedua sisi tubuh. Perlu dicatat bahwa harus diusahakan tumit tetap di tempat (tidak bergeser) dan pinggang jangan sampai menyentuh dinding.
Latihan kedua: Berdirilah dengan kedua kaki tegak, tangan diangkat tinggi-tinggi sampai melampaui bahu. Kita putar kedua lengan ke salah satu sisi dan berusaha menyentuh sisi luar kaki kiri dengan tangan kanan, dan sebaliknya. Gerakan diulangi sebanyak 10 kali disetiap masing-masing sisi.
Kedua latihan ini sebaiknya dilakukan dengan rutin setiap hari, insya Allah kita akan merasakan manfaatnya setelah 2-3 bulan kemudian.
Obat-obatan
Bila nyeri demikian hebat dan perlu pertolongan segera, maka kita bisa membeli obat-obatan anti nyeri yang dijual dipasaran bebas tanpa harus dengan resep dokter, misalnya feminax, aspirin, parasetamoldan lain-lain. Jangan lupa bacalah dengan teliti aturan pemakaiannya.
Apabila kita telah melakukan upaya-upaya dirumah baik dengan pemanasan, latihan maupun obat-obatan selama lebih kurang 3 bulan tetapi belum ada sedikitpun perbaikan, insya Allah ada baiknya untuk konsultasi dengan ahlinya secara langsung, barangkali memang ada penyakit atau kelainan dibalik rasa sakit yang kita rasakan, wallahu a’lam.
dr. Fadlina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar