Powered By Blogger

Rabu, 02 Februari 2011

Menyikapi Fenomena Alam, Hujan lebat dan Angin Kencang

Curah hujan yang tinggi dan terpaan angin kencang yang kerap terjadi pada permulaan tahun ini, ternyata hampir merata di seluruh wilayah Nusantara. Namun kondisi cuaca yang bisa dibilang “ekstrim” dengan intensitas yang sangat tinggi seperti ini, kiranya dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran kita guna lebih bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla. Karena pada dasarnya, kehidupan seorang Muslim dalam kondisi apapun tidak pernah terlepas dari aktivitas ibadah. Dengan demikian hidupnya di dunia ini lebih bermakna, di sinilah sisi keistimewaannya.
Dalam kaitannya dengan peralihan kondisi cuaca yang semakin tidak menentu, kita telah dibimbing oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam untuk menyikapinya dengan berdoa. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa doa termasuk jenis amalan ibadah yang utama. Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam apabila melihat hujan turun beliau berkata:
اللهم اجعله صيبا نافعا
“Allaahummaj’alhu shayyiban naafi’aa”. (Ya Allah jadikanlah hujan yang bermanfaat).” (Shahih An-Nasa’i: 1522, As-Shahihah: 2757)
Tidak hanya sekedar berdoa, bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam membuka pakaiannya sehingga tubuh beliau yang mulia terguyur hujan. Sebagaimana hal ini telah diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa hujan turun membasahi kami para Shahabat Nabi dan ketika itu kami sedang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam. Anas berkata: “Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam membuka bajunya sehingga air hujan mengguyur beliau, maka kami para Shahabat bertanya: “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam untuk apa engkau berbuat seperti ini?”, Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam menjawab:
لِأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى
“Karena sesungguhnya hujan ini baru saja Allah Ta’ala ciptakan.” (HR Muslim: 1494)
معنى حسر كشف أي كشف بعض بدنه ومعنى حديث عهد بربه أي بتكوين ربه اياه ومعناه أن المطر رحمة وهي قريبة العهد بخلق الله تعالى لها فيتبرك بها وفي هذا الحديث دليل لقول أصحابنا أنه يستحب عند أول المطر أن يكشف غير عورته ليناله المطر
Al-Imam An-Nawawi dalam mengomentari hadits ini menegaskan: “Maksud membuka bajunya adalah menyibaknya yakni menyibak sebagian tubuhnya. Dan makna “baru saja Allah ciptakan”yakni pengadaannya dari Allah Ta’ala dan maknanya hujan itu adalah rahmat, yakni rahmat yang baru saja Allah ciptakan, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi sallam mengambil barakah (tabarruk) dari hujan tersebut. Dan dalam hadits ini menjadi dalil bagi para Ulama Syafi’iyyah bahwa pada mula turunnya hujan disunnahkan untuk menyibak tubuhnya selain aurat agar terguyur hujan…..” (Syarh Shahih Muslim, Kitabu Shalatil Istisqa’)
Kendati demikian, tetap mempertimbangkan keadaan fisik, sehingga tidak menjadi sebab lemahnya badan dan jatuh sakit.
Doa Ketika Melihat Angin
Berkata Abu Hurairah radhiyallahu’ anhu, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam bersabda:
الريح من روح الله تأتي بالرحمة و تأتي بالعذاب فلا تسبوها وسلوا الله من خيرها وعوذوا به من شرها
“Angin itu berasal dari angin-angin yang Allah ciptakan. Terkadang datang membawa rahmat dan terkadang membawa adzab. Apabila kalian melihat angin, maka jangan mencercanya, hendaknya kalian memohon kepada Allah atas kebaikannya dan memohon perlindungan kepada Allah dari kejelekannya.” (HR. As-Syafi’i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi dalam “Ad-Da’waatul Kabir” – lihat Misykatul Mashabih no. 1516)
Berkata ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwasanya apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam melihat angin bertiup kencang, beliau berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ
“Allahumma inni as’aluka khairaha, wa khaira maa fiiha, wa khaira ma ursilat bihi, wa a’udzubika min syarriha, wa syarri maa fiiha, wa syarri maa ursilat bihi”. (“Ya Allah aku memohon kepada-Mu atas kebaikannya, dan kebaikan yang ada pada angin itu, dan kebaikan apa yang dibawa olehnya, dan aku mohon perlindungan kepada-Mu dari kejelekannya, dan dari kejelekan yang ada pada angin itu, dan kejelekan yang dibawa olehnya).” (HR. Muslim 1496)
Ketika Mendengar Gemuruh
Abdullah bin Az-Zubair apabila mendengar petir, dia meninggalkan pembicaraannya dan kemudian berkata:
سبحان الذي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ) [الرعد: 13]
“Sub-haanalladzi yusabbihur ra’du bihamdihi, wal malaa’ikatu min khiifatih”.(“Maha Suci Allah yang gemuruh bertasbih memuji-Nya, (demikian pula) para Malaikat karena takut kepada-Nya).” (Shahih Al-Adabul Mufrad: 723)
Demikian sedikit uraian yang dapat kami sajikan kepada segenap pembaca yang budiman, semoga fenomena alam ini dapat menjadi sebab turunnya rahmat Allah Ta’ala dan kebaikan bagi kita semua, amin. Wallahu a’lamu bis shawab.
Fikri Abul Hasan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar